Titiek Soeharto Minta Beras Tak Disimpan Lama di Gudang Bulog, Maksimal Enam Bulan
Jakarta – Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto, meminta agar masa simpan beras di gudang Perum Bulog tidak terlalu lama, maksimal enam bulan. Ia menilai langkah ini penting untuk menjaga mutu beras agar masyarakat mendapatkan beras yang layak konsumsi dan berkualitas baik.
Titiek Soeharto Dorong Percepatan Penyaluran Stok Beras Bulog
Usai melakukan pengecekan di Gudang Bulog Batubulan, Kabupaten Gianyar, Bali, Rabu (28/10/2025), Titiek Soeharto menekankan pentingnya rotasi stok yang efisien. “Beras yang sudah lama disimpan sebaiknya segera disalurkan, sementara yang mutunya menurun bisa dicampur dengan beras berkualitas lebih baik agar tetap layak untuk program bantuan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (29/10/2025).
Meski memberikan masukan kritis, Titiek juga mengapresiasi kinerja Bulog yang berhasil menjaga ketersediaan stok hingga level aman nasional. “Kami ingin agar pencapaian stok beras nasional yang tinggi ini juga dibarengi dengan kualitas yang baik,” tambahnya.
Respons Bapanas: Arahan Titiek Soeharto Jadi Dorongan Positif
Menanggapi hal itu, Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional (Bapanas), Sarwo Edhy, menyebut perhatian Titiek Soeharto menjadi dorongan positif bagi peningkatan tata kelola pangan nasional. “Arahan Ibu Titiek agar stok beras tidak terlalu lama disimpan merupakan masukan konstruktif yang selaras dengan upaya Bapanas menjaga kualitas beras nasional,” katanya.
Sarwo menegaskan, Bapanas terus memperkuat koordinasi dengan Bulog dalam mempercepat penyaluran beras melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) serta bantuan pangan. Ia menilai perputaran stok maksimal enam bulan merupakan langkah ideal agar masyarakat menerima beras dalam kondisi terbaik.
Bulog Pastikan Perputaran Stok Beras Berjalan Optimal
Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, memastikan rotasi atau turn over beras di gudang berjalan optimal. Bulog, kata dia, memperluas penyaluran beras melalui berbagai program seperti SPHP, bantuan pangan, dan rencana penyaluran untuk kebutuhan natura bagi ASN, TNI, dan Polri.
“Langkah ini menjadi bagian dari strategi Bulog untuk menjaga agar stok beras tidak menumpuk terlalu lama di gudang dan kualitas tetap terjaga,” tegas Rizal.
Stok Nasional Beras Capai 3,9 Juta Ton
Berdasarkan data Bapanas per 27 Oktober 2025, stok beras nasional yang dikelola Bulog mencapai 3,9 juta ton, mendekati rekor tertinggi sepanjang sejarah sebesar 4,2 juta ton pada Juni 2025. Capaian ini menunjukkan ketahanan pangan nasional yang kuat dan stabil, sekaligus menandai pentingnya manajemen stok yang dinamis agar mutu beras tetap terjaga.
Dengan langkah sinergis antara pemerintah, Bapanas, dan Bulog, diharapkan pasokan beras nasional tidak hanya melimpah tetapi juga bermutu tinggi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di seluruh Indonesia.

