Bocah Digigit Ular Weling di Pekalongan Belum Sadar Setelah Sebulan Dirawat
Seorang bocah berusia 11 tahun asal Pekalongan, bernama Rafa, masih belum sadar setelah sebulan dirawat intensif di RSUP Dr Kariadi Semarang. Ia menjadi korban gigitan ular weling, salah satu jenis ular berbisa tinggi, saat sedang tidur di rumahnya pada pertengahan Juni 2025.
Aditya Kandu Warenda, Pejabat Humas RSUP Dr Kariadi, menjelaskan bahwa hingga saat ini kondisi kesehatan Rafa belum menunjukkan tanda-tanda membaik. Berdasarkan laporan terakhir dari tim dokter di ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU), Rafa masih dalam kondisi tidak sadar.
“Kami dari tim medis RSUP Dr Kariadi tetap berusaha maksimal menstabilkan kondisi kesehatan pasien. Namun sampai sekarang, tingkat kesadarannya masih menurun,” ujar Aditya, Rabu (17/7/2025), dilansir dari detikJateng.
Kronologi Gigitan Ular Weling
Kejadian bermula saat Rafa sedang tertidur pulas di rumahnya yang berada di Desa Bukur, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan, pada Senin dini hari, 16 Juni 2025. Tanpa disadari, seekor ular weling masuk ke dalam rumah dan mematuk tubuh Rafa.
Awalnya, Rafa dibawa ke RSUD Kajen. Namun pihak rumah sakit menyatakan bahwa kondisinya aman dan memperbolehkannya pulang. Dalam perjalanan pulang, Rafa mendadak kejang-kejang. Keluarga pun langsung membawanya ke RSI Pekajangan. Sayangnya, sejak saat itu, Rafa tidak sadarkan diri.
Harapan dan Doa dari Masyarakat
Kisah Rafa menyita perhatian publik setelah viral di media sosial. Banyak warganet yang menunjukkan kepedulian serta mengirimkan doa agar bocah tersebut segera pulih. Kasus ini juga menyoroti pentingnya penanganan cepat dan akurat terhadap gigitan hewan berbisa, terutama di wilayah pedesaan yang masih rentan.
Hingga kini, keluarga Rafa terus mendampingi proses perawatan dengan penuh harap. Sementara pihak rumah sakit berkomitmen memberikan penanganan maksimal agar kondisi Rafa bisa segera membaik.
Mengenal Bahaya Ular Weling
Ular weling atau Bungarus candidus merupakan salah satu jenis ular berbisa mematikan yang sering ditemukan di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Gigitan ular ini dapat menyebabkan kelumpuhan saraf, gangguan pernapasan, hingga koma. Penanganan medis yang cepat dan tepat sangat krusial dalam kasus gigitan jenis ular ini.
Mari tingkatkan kewaspadaan dan edukasi kepada masyarakat tentang cara penanganan gigitan ular dan pentingnya mengenali gejala awal keracunan akibat bisa.
Semoga Rafa segera pulih dan kisah ini menjadi pengingat pentingnya akses layanan kesehatan darurat yang cepat dan akurat bagi semua warga, terutama anak-anak.