Hasil Kelola Sumur Tua: Bisa Raup Rp 2 Juta Per Hari dari 3-5 Barel
Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyatakan bahwa sumur minyak tua yang dikelola oleh masyarakat mampu menghasilkan 3 hingga 5 barel minyak per hari. Hal ini disampaikannya saat meninjau lapangan migas tua Ledok di wilayah kerja Pertamina EP Cepu, Blora, Jawa Tengah, Kamis (17/7/2025).
Hitungan Potensi Pendapatan Harian dari Sumur Tua
Satu barel setara dengan 159 liter minyak. Jika dihitung dengan harga Indonesian Crude Price (ICP) sebesar US$ 70 per barel dan porsi bagi hasil 70%, maka satu barel akan memberikan sekitar US$ 49 bagi masyarakat. Artinya, dalam sehari, satu sumur dapat menghasilkan lebih dari Rp 2 juta dari 3 barel produksi.
“Artinya, dalam sehari satu sumur bisa meraup sekitar US$ 147—dibulatkan menjadi US$ 150 atau setara lebih dari Rp 2 juta,” jelas Bahlil.
Sumur Tua Jadi Strategi Efisien dan Ramah Lingkungan
Bahlil menekankan bahwa optimalisasi sumur tua merupakan strategi efisien karena memanfaatkan infrastruktur yang sudah tersedia. Untuk mendukung hal ini, pemerintah menerbitkan Permen ESDM No. 14 Tahun 2025 tentang kerja sama pengelolaan wilayah kerja migas marginal.
Peran UMKM, Koperasi, dan BUMD dalam Sumur Tua
Regulasi tersebut membuka peluang bagi koperasi, UMKM, dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk ikut serta dalam pengelolaan sumur tua. Tujuannya adalah memberdayakan masyarakat lokal dengan tetap menjaga keselamatan dan keberlanjutan lingkungan.
“Yang penting adalah masyarakat bisa menjalankan aktivitasnya dengan baik, jadi tidak rasa was-was. Dan mereka legal, supaya lingkungannya kita jaga,” lanjut Bahlil.
Kontribusi Nyata terhadap Ekonomi dan Lapangan Kerja
Pemerintah menargetkan peningkatan kontribusi dari sumur tua terhadap total produksi nasional. Selain menambah pasokan minyak, pengelolaan sumur tua juga menyerap banyak tenaga kerja. Satu sumur bahkan bisa mempekerjakan hingga 10 orang, menciptakan lapangan kerja baru di daerah.
“Satu sumur tenaga kerjanya itu bisa 10 orang. Jadi ini menciptakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat. Terus pendapatan masyarakat perputaran ekonominya ada,” tegasnya.
Struktur Aktif di Wilayah Kerja Pertamina Cepu
Di wilayah kerja Lapangan Cepu, terdapat delapan struktur sumur produksi aktif yang dikelola secara kolaboratif antara Pertamina EP dan mitra lokal seperti Koperasi Unit Desa (KUD) dan BUMD. Struktur tersebut antara lain: Wonocolo, Dandangilo, Ngrayong, Ledok, Semanggi, Banyubang, Gegunung, dan Gabus.
Dengan sinergi pemerintah, masyarakat, dan badan usaha lokal, sumur tua kini bukan sekadar sisa peninggalan masa lalu, tapi menjadi potensi ekonomi baru yang menjanjikan.