Malaysia Turunkan Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid
Kuala Lumpur – Malaysia kembali jadi sorotan usai Perdana Menteri Anwar Ibrahim mengumumkan penurunan harga bensin. Mulai 30 September 2025, harga BBM jenis RON95 resmi turun menjadi 1,99 ringgit per liter atau sekitar Rp7.864. Kabar ini sontak membuat netizen Indonesia auto iri dan penuh sindiran sarkastis.
Kebijakan Pro-Rakyat dari Malaysia
Anwar Ibrahim menyebut kebijakan ini merupakan bentuk “penghargaan tertinggi” bagi seluruh rakyat Malaysia yang sudah bekerja keras membantu meningkatkan ekonomi negara.
“Keberhasilan kita saat ini adalah hasil kekuatan orang-orang yang tidak pernah menyerah,” kata Anwar, dikutip dari Antara.
Tak hanya masyarakat umum, polisi dan tentara di Malaysia bahkan bisa menikmati harga baru ini lebih cepat. Sebuah perlakuan istimewa yang membuat warganet Indonesia semakin iri sekaligus heran.
Reaksi Netizen Indonesia
Bukannya ikut senang, netizen Tanah Air justru ramai-ramai melontarkan komentar pedas dan satir. Mereka menilai kebijakan Malaysia ini jadi cermin besar untuk Indonesia yang masih bergulat dengan harga BBM.
1. Sindiran Buat Para ‘Sultan’ BUMN
Seorang netizen berkomentar pedas soal pejabat perusahaan energi:
“Yaelah pak perdana menteri ini gimana sih? Kalo kayak gini, gimana komisaris Petronas dapet gaji tinggi coba? Bisanya nyenengin rakyat doang, nyusahin pejabat.”
2. Strategi Adu Domba Tingkat Internasional
Netizen lain malah menyarankan Malaysia untuk terus membuat kebijakan yang bikin panas tetangganya:
“Saran to Malaysia government: kalau ada kebijakan Indonesia ga masuk akal, tolong buat kebijakan ‘Malaysia turunkan harga kebutuhan pokok’. Biar pemerintah Indo kepanasan, merasa tersaingi.”
3. Sarkasme Tingkat Dewa
Komentar sarkastis juga membanjiri lini masa:
“Berpikir positif aja. Mungkin Malaysia bukan bangsa yang besar.”
4. Curhatan Paling Jujur
Ada pula komentar yang langsung jadi favorit karena mewakili isi hati banyak orang:
“Di Konoha yang turun hujan doank wkwkwk.”
Pelajaran dari Malaysia
Fenomena ini membuktikan bahwa penurunan harga BBM di Malaysia bukan sekadar kebijakan ekonomi, melainkan bentuk keberpihakan nyata pemerintah terhadap rakyatnya. Sementara di Indonesia, harga BBM masih sering jadi bahan perdebatan yang penuh pro dan kontra.
Kabar ini sekaligus menjadi pertanyaan reflektif bagi masyarakat Indonesia: kapan kita bisa merasakan penghargaan yang sama dari pemerintah?

