Matahari ‘Mengamuk’, Semburkan Ledakan Terkuat X5.1 Sepanjang 2025 hingga Ganggu Komunikasi di Bumi
Jakarta – Aktivitas Matahari kembali meningkat drastis. Pada Senin (11/11/2025), Matahari dilaporkan menyemburkan solar flare terkuat tahun ini dengan kekuatan mencapai X5.1. Ledakan besar ini menimbulkan gangguan komunikasi radio di sebagian wilayah Afrika dan Eropa.
Ledakan Besar dari Area Aktif AR4274
Menurut laporan Space, fenomena ini berasal dari area aktif bernama AR4274 di permukaan Matahari. Flare tersebut melepaskan energi masif sekitar pukul 10.00 GMT, menghasilkan gelombang radiasi ultraviolet dan sinar-X yang mencapai Bumi dalam hitungan menit.
Flare kelas X merupakan tingkat tertinggi dalam klasifikasi aktivitas Matahari. Dengan kekuatan X5.1, kejadian ini termasuk dalam kategori langka yang hanya muncul saat Matahari memasuki puncak siklus aktivitasnya.
Dampak Langsung di Bumi
Badan Cuaca Antariksa AS (NOAA) mencatat bahwa semburan energi dari flare tersebut memicu gangguan radio kategori R3 di wilayah Afrika dan Eropa. Sistem komunikasi pesawat, kapal laut, hingga transmisi frekuensi tinggi (HF) sempat terganggu selama beberapa jam.
Gelombang radiasi ultraviolet dan sinar-X dari flare membuat lapisan ionosfer Bumi menjadi tidak stabil, sehingga sinyal radio sulit menembus atmosfer. Gangguan ini dirasakan terutama oleh operator penerbangan dan pelayaran yang mengandalkan frekuensi tinggi untuk komunikasi.
Disertai Lontaran Coronal Mass Ejection (CME)
Tak berhenti di situ, peristiwa ini juga disertai Coronal Mass Ejection (CME) atau lontaran partikel bermuatan dari atmosfer Matahari. Berdasarkan pengamatan, material tersebut melaju ke arah Bumi dengan kecepatan mencapai 7 juta kilometer per jam.
NOAA memperkirakan CME akan mencapai atmosfer Bumi pada 12 November 2025 dan berpotensi menimbulkan badai geomagnetik kategori G3 hingga G4. Jika benar terjadi, dampaknya dapat meluas ke sistem satelit, GPS, dan jaringan listrik di beberapa wilayah.

Ledakan Matahari kelas X5.1 dari area aktif AR4274 memicu gangguan komunikasi radio di Afrika dan Eropa, serta berpotensi menimbulkan badai geomagnetik kuat.
Peluang Munculnya Aurora di Bumi
Fenomena badai geomagnetik juga membuka peluang munculnya aurora di lintang menengah, termasuk wilayah Amerika Utara bagian utara dan Eropa. Warna-warna indah dari partikel bermuatan yang berinteraksi dengan atmosfer Bumi diperkirakan dapat terlihat lebih luas dari biasanya.
Matahari Memasuki Puncak Siklus Surya ke-25
Para ahli menilai, flare X5.1 ini menjadi tanda bahwa Matahari kini tengah memasuki puncak Siklus Surya ke-25. Dalam fase ini, aktivitas seperti sunspot, flare, dan badai geomagnetik akan terjadi lebih sering dan lebih kuat hingga dua tahun ke depan.
“Flare ini menjadi pengingat bahwa Bumi sangat bergantung pada stabilitas cuaca antariksa. Gangguan seperti ini bisa berdampak besar pada satelit, komunikasi, hingga sistem navigasi,” ujar Dr. Emily Carter, peneliti cuaca antariksa NASA.
Kesimpulan
- Matahari melepaskan flare kelas X5.1 dari area aktif AR4274 pada 11 November 2025.
- Gangguan radio R3 terjadi di wilayah Afrika dan Eropa.
- CME berkecepatan 7 juta km/jam diperkirakan mencapai Bumi 12 November.
- Berpotensi timbul badai geomagnetik kategori G3–G4 dan aurora di lintang menengah.
Dengan meningkatnya aktivitas Matahari, para ilmuwan menyerukan agar sistem teknologi di Bumi, terutama satelit dan jaringan listrik, lebih siap menghadapi kemungkinan badai geomagnetik besar di masa mendatang.
