Mendikdasmen di UNESCO: Paparkan Kebijakan Prioritas dan Seruan Perlindungan untuk Palestina
Jakarta – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti mencatat sejarah dengan menyampaikan pidato dalam bahasa Indonesia untuk pertama kalinya di Sidang Umum UNESCO ke-43 di Samarkand, Uzbekistan, Selasa (4/11/2025). Dalam pidatonya, ia membahas arah kebijakan pendidikan Indonesia serta menyerukan perlindungan bagi pelajar dan guru Palestina di Gaza.
Momen Bersejarah Bahasa Indonesia di UNESCO
Penyampaian pidato ini menandai penggunaan resmi bahasa Indonesia di forum UNESCO, menegaskan posisi Indonesia di dunia pendidikan global. Menteri Mu’ti mengawali pidatonya dengan pantun budaya, simbol diplomasi lembut Indonesia di panggung dunia.
“Bunga selasih mekar di taman, petik setangkai buat ramuan. Terima kasih saya ucapkan, atas kesempatan menyampaikan pernyataan,” ucap Mu’ti dalam tayangan resmi YouTube UNESCO.
Bahas Perlindungan Pelajar dan Guru di Palestina
Dalam pidatonya, Mendikdasmen menyoroti krisis kemanusiaan di Gaza. Ia mendesak dunia internasional memastikan keselamatan pelajar, guru, dan relawan kemanusiaan di wilayah konflik. Menurutnya, kehancuran fasilitas pendidikan dan cagar budaya di Gaza merupakan ancaman serius bagi peradaban manusia.
“Indonesia memandang perlu dukungan tanpa syarat bagi hak-hak fundamental di zona konflik,” tegas Mu’ti. Ia juga menekankan pentingnya pemulihan total fasilitas pendidikan di Gaza sebagai bentuk penghormatan terhadap martabat kemanusiaan.
Kebijakan Prioritas Pendidikan Nasional
Selain membahas isu global, Mu’ti memaparkan capaian pendidikan di Indonesia. Angka partisipasi sekolah anak usia 7–12 tahun telah mencapai 99,19%, dan untuk usia 13–15 tahun sebesar 96,17%. Ia menegaskan bahwa pemerintah membawa kebijakan “Pendidikan Bermutu Untuk Semua” sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.
Program Gerakan Semesta Pendidikan
- Pembelajaran Mendalam: Praktik belajar yang berkesadaran dan menggembirakan.
- Pengenalan AI dan Koding: Integrasi kecerdasan buatan dalam kurikulum.
- Peningkatan Kesejahteraan Guru: Guru sebagai agen peradaban.
- Makan Bergizi Gratis (MBG): Pemenuhan gizi bagi peserta didik.
- Sekolah Rakyat: Pendidikan gratis bagi anak keluarga kurang mampu.
Selain itu, program digitalisasi pendidikan dan rumah pendidikan turut dicanangkan untuk memperluas akses pembelajaran di daerah terpencil.
Peran Indonesia dalam Program UNESCO
Mu’ti juga menyoroti peran aktif Indonesia dalam program UNESCO seperti Man and Biosphere, Global Geopark, dan World Heritage Sites. Indonesia bahkan menjadi tuan rumah Forum Air Dunia ke-10 pada tahun 2024, mengusung tema pentingnya air sebagai sumber kehidupan.
Di bidang kebudayaan, Indonesia memperkuat pelestarian warisan budaya berbasis masyarakat serta mendorong kebudayaan sebagai motor pembangunan berkelanjutan. Bahkan, Indonesia mencalonkan diri sebagai anggota Komite Pelindungan Warisan Budaya Takbenda UNESCO periode 2026–2030.
Komitmen Literasi dan Perdamaian Dunia
Mendikdasmen juga menegaskan komitmen Indonesia terhadap perlindungan jurnalis dan perluasan literasi digital di sekolah. Ia menutup pidato dengan pesan damai melalui pantun:
“Dari Jakarta ke Samarkand, kota bersejarah nan menawan. Jika manusia bergandeng tangan, dunia indah penuh kedamaian.”
Pernyataan Mu’ti di forum UNESCO menjadi simbol kuat diplomasi pendidikan Indonesia yang berpihak pada perdamaian, kemanusiaan, dan masa depan generasi dunia.
